Kuliah Kerja Lapangan Tahap 1 Pendidikan Geografi 2016 UPI "SEJUTA PESONA PANGANDARAN"


Kuliah Kerja Lapangan "KKL" Pendidikan Geografi UPI

Kuliah Kerja Lapangan merupakan sebuah mata kuliah yang ada di jurusan Pendidikan Geografi UPI. Kuliah ini dikontrak dan berada pada porsi Semester 6. Walaupun dikontrak pada semester 6, tetapi kuliah dilakukan sebanyak 3 tahap yaitu Tahap Pertama dilakukan pada Semester 2, Tahap Kedua dilakukan pada Semester 4, dan Tahap Ketiga dilakukan pada Semester 6. Mengapa dilakukan sebanyak 3 tahap ? Karena pada dasarnya kami seorang mahasiswa geografi haruslah sering-sering melihat ruang kajian kami, apalagi kami dibentuk agar nantinya bisa mengajar geografi secara jelas dan tidak hanya mengandalkan buku saja. 

Dan kali ini saya akan membagikan karya beberapa teman saya hasil KKL Tahap 1 tentang betapa indahnya Pangandaran serta apa saja yang kami lakukan disana.

*Marabunta


KKL Tahap 1 Pendidikan Geografi 2016 UPI

Backsound : Lost Kings - You ft. Katelyn Tarver ( Evan Berg Remix) & The Overtunes - Ku Ingin Kau Tau 
Edit by : Andika Dwi R (ig : @andikadr) & Ghufron M A (ig : @ghufrox)

SEJUTA PESONA PANGANDARAN

Oleh : Andri (ig : @qaisszall)

Pangandaran, dan sejuta pesonanya. Nampaknya kalimat itu tak berlebihan dan pantas, karena pangandaran memang memiliki sejuta pesona yang siap menarik jutaan pasang mata para penikmatnya. Sebuah kabupaten baru yang terletak di ujung selatan Jawa Barat ini, terus berkembang dan menjelma menjadi seonggok wilayah yang rasanya sayang untuk dilewatkan dalam list liburan. Terlepas dari masa kelamnya pernah dilahap tsunami pada 17 Juli 2006 silam, geliat perekonomian dan kehidupan sosial yang didukung sektor pariwisata telah benar-benar membangkitkan Pangandaran.

Pesona pangandaran sebagai kabupaten pariwisata seolah-olah tak akan pernah habis dari pantainya yang mempesona, gua-guanya yang indah, dan bukit-bukitnya yang menawan. Lalu apa saja hal yang menarik dari kawasan wisata yang satu ini? Pangandaran punya sejuta daya tarik yang kiranya dapat dibilang cukup unik dan sulit untuk ditandingi dengan lokasi wisata manapun. Tak hanya hamparan pasir dan pemandangan laut, di Pangandaran juga terdapat beberapa lokasi yang siap memukau mata para pecinta wisata.

Namun sepertinya, perkembangan pesat sektor pariwisata juga berdampak kepada eksistensi Pangandaran sebagai wilayah edukasi. Cagar alam pananjung misalnya, dengan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya, membuat Pangandaran tak hanya mampu menyajikan pemandangan eksotik, tetapi juga dapat mendatangkan pengetahuan bagi siapa saja yang datang menghampirinya.

Dengan mengusung tema “ Kajian Karakteristik Potensi Desa Wisata di Wilayah Pangandaran Jawa Barat” kami mahasiswa mahasiswi Pendidikan Geografi 2016 Universitas Pendidikan Indonesia bermaksud melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tahap I di Pangandaran yang telah dilakukan pada 3 - 6 Mei 2017 yang lalu. Dengan sasaran yaitu dapat mengaplikasikan teori-teori yang didapat di dalam kelas dan membandingkannya dengan fakta yang ada di lapangan. Untuk perjalannya sendiri, nampaknya tidak terlalu sulit. Dari Bandung, kami cukup melakukan perjalanan darat yang memakan waktu hingga 9 jam tergantung pada kondisi jalan.

Sesampainya di lokasi, kegiatan pertama kami yaitu mengunjungi beberapa desa sebagai wilayah kajian. Setiap kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang pergi menuju desa tertentu untuk melakukan identifikasi. Desa yang dimaksud ialah diantaranya Desa Pangandaran, Desa Pananjung, Desa Wonoharjo, Desa Babakan dan Desa Cikeumbulan. Mula-mula setiap kelompok pergi menuju kantor desa untuk melakukan upacara sederhana bersama perangkat desa sebagai pembukaan. Setelah itu dengan berbekal pengetahuan dan arahan dari dosen-dosen pembimbing, pada hari pertama kegiatan KKL ini adalah mengidentifikasi karakteristik fisik dari setiap desa. Aspek yang dikaji ialah dari segi iklim, ekologi, oceanografi, kartografi, serta geologi dan geomorfologinya. Dengan alat-alat sederhana berupa kompas, peta RBI, termometer, instrumen penelitian, GPS, dan lain-lain setiap kelompok melakukan identifikasi hingga menjelang sore hari.

Setelah melakukan trip cukup melelahkan, akhirnya setiap kelompok menuju tempat penginapan di sekitar wilayah Desa Pananjung. Mandi, makan, dan istirahat sejenak untuk mempersiapkan kegiatan di hari kedua. Jum`at 5 Mei 2017, setiap kelompok menuju desanya masing-masing untuk melakukan observasi. Di hari kedua ini yang kami lakukan adalah mengidentifikasi karakteristik sosial desa. Dengan teknik wawancara, setiap kelompok mencoba berinteraksi dengan penduduk dan menanyakan beberapa hal terkait informasi yang kami cari. Dari mulai mata pencaharian, karakteristik penduduk, tingkat pendapatan, fasilitas pelayanan sosial ekonomi, identifikasi pola pemukiman, dan lain-lain.

Namun tak lengkap rasanya jika pergi ke pangandaran, namun tak mampir mengunjungi Cagar Alam Pananjung. Setelah shalat jum`at kami melakukan kajian di cagar alam pananjung. Kajian yang dilakukan berupa identifikasi flora fauna, identifikasi vegetasi, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar. Banyak flora dan fauna yang berkembang biak di sana, kita dapat dengan bebas melihat binatang-binatang berlalu lalang seperti banteng, kijang, kera, lutung, ayam hutan, dan sebagainya. Untuk floranya sendiri misalnya Laban, Kisegel, Dan Marong. Selain itu, di cagar alam pananjung juga banyak terdapat gua, serta daya tarik lainnya misalnya Batu Layar, Cirengganis, dan Pantai Pasir Putih. Ah, cagar alam pananjung memang eksotik. Dengan keanekaragaman yang dimilikinya ia mencoba menawarkan pengetahuan tak terbatas sehingga sayang untuk dilewatkan.

Tak puas dengan cagar alam pananjung, Sabtu 6 Mei 2017, kami melakukan trip kembali menuju Pantai Batu Hiu di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi. Waktu yang ditempuh dari Kecamatan Pangandaran ialah 20 hingga 30 menit dengan jarak sekitar 14 kilometer. Pantai Batu Hiu memang cukup populer dengan pantainya yang unik dan mempunyai ciri karang yang bentuknya mirip ikan hiu. Pantai ini selalu ramai dikunjungi oleh para pengunjung saat musim liburan tiba dan pada saat weekend. Pantainya indah dan terdapat sebuah bukit yang rindang dengan pepohonan. Dari atas bukit inilah kita dapat melihat luasnya Samudera Hindia yang biru nan memanjakan mata. Para pengunjung dapat menyaksikan sekaligus mendengarkan gemuruh ombak dan gemulai angin pantai. Tempat ini dihiasi oleh deretan Pandan Wong yang indah dan cantik. Ketika hari mulai senja, para wisatawan dapat menyaksikan indahnya pesona sunset di cakrawala. Dari atas bukit ini pula kita dapat melihat batu karang ikan hiu yang menjadi cikal bakal penamaan pantai ini.

Sampai sekitar pukul 13.00 WIB, kami dimanjakan pesona Pantai Batu Hiu, saatnya kami melakukan perjalanan pulang ke Bandung. Dengan membawa memori baru yang terukir dalam tugu pendidikan geografi 2016, rasa lelah pun tak mampu menjadi faktor erosif yang mengikis perjuangan kami sebagai pelopor pendidikan. Demikian, cerita perjalanan KKL tahap I kami, semoga dengan ini kita dapat mengetahui apa saja potensi tersembunyi pada desa wisata di wilayah Pangandaran.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peta Geologi Kawasan Geopark Ciletuh - Pelabuhanratu Jawa Barat

Power Point Keragaman Budaya Indonesia